Sistem kepartaian dan Pemilu
Tugas Final : Sistem Kepartaian dan
Pemilu
Judul |
Reformulasi demokrasi internal
partai politik: Sebuah upaya mencapai negara demokratis yang hakiki |
Jurnal |
Pemilu dan Demokras |
Volume dan halaman |
11 dan 22-37 |
Tahun |
2018 |
Penulis |
Irvin s.t. sihombing |
Reviever |
Muhamad iman( C1E120009) |
Abstrak |
Jurnal yang berjudul
"Reformulasi demokrasi internal partai politik: Sebuah upaya mencapai
negara demokratis yang hakiki" ini menjelaskan bagaimana peran partai
politik dalam upaya pengejawantahan negara yang demokratis sebagaimana
definisi dari demokrasi itu sendiri. Sehingga dibutuhkan upaya-upaya dari
internal partai dalam mengformulasi terkait dengan adanya personalisasi
partai politik untuk perkembangan demokrasi kedepannya dengan susunan
kepengurusan yang terbagi dalam tiga komponen yakni: 1) kader wakil rakyat,
2) pejabat eksekutif dan 3) pengelolaan profesional. |
Tujuan peneitian |
Penelitian jurnal ini bertujuan
dalam memberikan sebuah pemahaman kepada masyarakat dan pembaca pada umumnya
serta kader-kader partai politik khususnya yang merupakan perangkat atau
instrumen dalam mewujudkan negara demokratis, langkah seperti apa yang harus
dilakukannya ketika partai politik terbentuk dalam sebuah negara demokrasi. |
Pembahasan |
Di dalam sebuah negara demokrasi tidak
bisa dipisahkan dengan hadirnya sebuah partai politik. Partai politik
merupakan organisasi yang hadir untuk melaksanakan fungsi dan wewenangnya
sebagai organisasi yang menjadi artikulator rakyat kepada pemerintah dan
sebagai jembatan antara pemerintah dan rakyat. Tetapi didalam realita masih
adanya sebagian besar partai politik tidak amanah sebagai kader rakyat karena
sifatnya yang pragmatis dan kapitalistik sehingga cita-cita adanya partai
politik bersifat idealis belaka. Oleh karenanya dibutuhkan perombakan kepada
internal dari partai itu sendiri yang bermasalah kepada tupoksinya. Maka
dalam pembahasan penulisan ini, penulis membagi sub pokok bahasan menjadi dua
yaitu: 1) kenyataan personalisasi partai politik di Indonesia, 2)menata ulang
internal demokrasi partai politik. 1. Realita wajah partai politik Di
Indonesia: Di Indonesia begitu banyak organisasi yang terbentuk salah satu
yaitu partai politik. Partai politik di Indonesia sendiri masih bias dengan
fungsinya, peranan mereka bagi masyarakat karena sudah seyogyanya organisasi
itu(parpol) dapat menjadi instrumen untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
lewat demokratisasi. Para Ketua umum yang terlibat aktif dalam pembentukan
partai atau mempunyai kedudukan yang penting dalam partai itu sangat sulit
digantikan sehingga kekuasaan hanya bertumpuk pada personal. Personalisasi
inilah yang harus disadari partai politik agar terhindar dari pilihan-pilihan
subjektif dalam merekrut kader. Misalnya dari PDI-P yang sampai saat ini Ibu
Megawati yang masih mempunyai otoritas mutlak dalam tampuk kekuasaan
organisasi. Sebagai organisasi modern maka para kadernya juga bersifat modern
dalam artian kemodern itu diberikan hak otonominya. Partai politik pimpinan
pusat tidak boleh memaksakan kehendak mengambil keputusan personal tanpa
persetujuan dari kepengurusan tingkat provinsi ataupun daerah. Adapun yang
melawan dari keputusan pusat atau keputusan ketua umum partai maka tidak
segan-segan akan diberikan sanksi kepada kader yang melawan sehingga
terjadilah oligarki kekuasaan. Hal ini tergambar kan pada Ketua DPD PDIP Jawa
Tengah Mardiyo yang berani berseberangan dengan kebijakan DPP PDIP mengenai
pencalonan Gubernur Jawa Tengah periode 2003- 2008 akhirnya harus terpental
dari jabatannya sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Tengah. Kondisi politik dalam
tubuh partai itu sendiri terjadi karena beberapa faktor yaitu hal:Pertama,
eksistensi dapat bertahan dan mampu membiayai kompetisi politiknya dalam
proses demokrasi sangat memerlukan pendanaan yang besar. Kedua, realitasnya
dana yang bersumber dari iuran
internal partai kurang memadai, sehingga perlu dukungan dana yang
besar dari eksternal partai, seperti dari para donatur, para pemodal, dan
para simpatisan lainnya. Ketiga, dalam demokrasi kontemporer realita tersebut
memberikan pencitraan munculnya model demokrasi kapitalistik. Alasan -alasan
inilah sehingga partai politik terjebak ke dalam Sebuah permainan oligarki
yang bersifat pragmatis tanpa sadar peranan mereka ditengah-tengah kehidupan
masyarakat dan pemerintah. 2. Rekonstruksi demokrasi internal
partai politik: Berkaca pada konstitusi bahwa Indonesia adalah negara hukum
maka sudah sepatutnya setiap organisasi yang berdiri tunduk pada aturan yang
berlaku. Partai politik sudah tidak mencerminkan sebagai organisasi modern,
jembatan antara pemerintah dan masyarakat karena sudah terbelenggu dalam
kesenangan kekuasaan yang hanya pada segilintir orang maka perlulah
rekonstruksi dari kepengurusan itu agar partai bisa menemukan arah pulang
yang selama ditengah kegelapan tanpa menemukan tujuannya dalam melakukan
sebuah perjalanan. Oleh karenanya diperlukan pembagian kekuatan dalam
kepengurusan partai politik yaitu pertama, komponen kader wakil rakyat,
kedua, komponen kader pejabat eksekutif,
dan ketiga, komponen pengelola profesional. Ketiganya diatur dalam struktur
yang terpisah, dan tidak boleh ada rangkap jabatan dan pilihan jalur. Pola
rekruitmen dan promosi diharuskan mengkuti jalur yang sudah ditentukan dalam
salah satu dari ketiga jalur tersebut. Untuk bisa menjalankan struktur
kepengurusan partai maka perlu di tuangkan dalam UU agar ditaati sebagai
aturan yang berlaku dan meminimalisir mungkin terjadinya bias dari partai
politik. |
Simpulan |
Dapat disimpulkan bahwa partai politik yang
mempunyai peranan penting dalam negara demokrasi maka partai politik harus
bisa menjadi sarana perjuangan rakyat, menampung aspirasi masyarakat,
menyelesaikan konflik, melahirkan kader-kader berkualitas dalam menjalankan
roda Pemerintahan untuk kemaslahatan bangsa dan negara. |
Kelebihan penelitian |
Penulis menjelaskan dengan detail
hasil yang didapat dalam melakukan
penelitiannya dan bahasa serta tulisan yang digunakan mudah dipahami dan
dapat merangsang para pembaca akan peran partai politik di negara demokrasi. |
kekurangan penelitian |
Tidak dicantumkan volume dan tahun terbitnya
dalam jurnal pemilu dan demokrasi#11.Selain itu, penelitian ini tidak
dijelaskan fungsi-fungsi partai politik secara menyeluruh dan hanya bersifat
parsial. |
Komentar
Posting Komentar